Kamis, 02 Februari 2017


     
    MISSION
 DAN TUJUAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)


1.    Mission HMI

Pengertian Mission: Tugas dan tanggung jawab diemban. Pengertian Mission HMI: tugas dan tanggung jawab yang di emban oleh Kader HMI.
Mission HMI: dua ide dasar kelahiran HMI (dua komitmen asasi) yakni :
a.         Mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia
b.        Mensyiarkan agama islam
Apakah ada hubungannya antara Mission HMI dengan Mission Manusia? Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan dasar yang harus dipahami terlebih dahulu supaya tidak adanya kesenjangan antara misi kita sebagai manusia dan misi HMI yang akan kita emban. Manusia diciptakan oleh Allah SWT, mengemban tugas  untuk ibadah kepada-NYA, dan menjadi khalifah dimuka bumi. tugas tersebut diberikan kepada manusia karena manusia mempunyai potensi yaitu berupa akal dan fikiran. Potensi tersebut sangat kuat dan berharga yang dimiliki manusia makanya manusia disebut juga Hayatun natiq atau hewan yang berfikir.  Perbedaan manusia dengan hewan yang lainnya hanyalah terletak pada kemamfaatan fikirannya. Menurut Marian Daimon (2007)
“Anda akan menemukan bagian terakhir yang berevolusi dari otak tepat dibelakang kening anda: Lobus Frontal, ini bagian penting bagi keperibadian anda, untuk perencanaan kedepan, untuk pengurutan ide-ide. inilah yang membedakan manusia moderen dengan nenek moyangnya”.  

Nah, struktur otak yang dijabarkan diatas, merupakan gambaran yang ada dalam diri kita sebagai manusia yang dimana berfungsi untuk menciptakan ide-ide  baru dan sebagai alat untuk mempertahankan hidup di dunia serta untuk memenuhi kebutuhan.
Dari penjelasan itu, maka dipahami kenapa tugas untuk mengurus bumi dan ibadah ini diserahkan kepada manusia ?.
Manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka berkembanglah yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat, oleh karena pendidikan merupakan usaha melestarikan, dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenis kepada generasi penenerus. Selain itu, pendidikan adalah hidup. Artinya, “pendidikan adalah segala pengalaman ( belajar ) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu”. (Syarifudin: 2009: 27). Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Pendidikan tidak terbatas pada penyekolahan ( schooling ) saja, bahkan ajaran Agama Islam memandang pendidikan itu wajib dilakukan sejak lahir hingga meninggal dunia. Pendidikan adalah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Iryanto, 1996: 202). Oleh karena itu, pedidikan sangat diperlukan oleh umat munusia untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003, tentang pendidikan nasioanal disebutkan bahwa:” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (SISDIKNAS Pasal 1 ayat 1).


HAKEKAT KEBERADAAN HMI



HMI sebagai Organisasi Mahasiswa (pasal 7 AD HMI) Makna HMI sebagai organisasi mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi (Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi) atau yang sederajat, dan memilki ciri-ciri kemahasiswaan. Adapun ciri-ciri kemahasiswaan tersebut adalah ilmiah, kritis dan analitis, rasional, obyektif, serta sistematis.



HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam (pasal 3 AD HMI) HMI sebagai organisasi berasaskan Islam maksudnya adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang beragama Islam, dimana secara individu dan organisatoris memiliki ciri-ciri keislaman, menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber aspirasi dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.

HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen (pasal 6 AD HMI) HMI yang bersifat independen adalah waktak organisasi yang selalu tunduk danberorientasi pada kebenaran (hanif), sehingga kiprah setiap individu dan dinamika organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tidak terikat dan tidak mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan atau organisasi mana pun, segala sesuatu tidak didasarkan atas kehendak atau paksaan pihak lain.

Independensi dilihat dari dua dimensi, yakni :
1)Indepndensi Etis
Sikap dan watak HMI yang termanifestasikan secara individu dan organisasi dalam dinamika berfikir, bersikap, dan bertindak, baik dalam hubungan terhadap Sang Rab, ataupun hubungan terhadap sesama, sesuai dengan fitrah kemanusiaannya, yakni tunduk dan patuh kepada kebenaran (hanif).
2)Independensi Organisatoris
Sikap dan watak HMI yang teraktualisasikan secara organisatoris di dalam kiprah dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam keutuhan kehidupan nasional melakukan partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional terhadap perjuangan bangsa dan pencapaian cita-cita nasional, hanya komit kepada kebenaran, dan tidak tunduk atau komit terhadap kepentingan atau organisasi tertentu.
2.    Tujuan HMI
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa tujuan HMI adalah merupakan Rumusan dari Mission HMI maka  dapat dirumuskan dalam 5 kualitas insan cita :
1.      Kualitas insan cita Akademis
2.      Kualitas insan cita pencipta 
3.      Kualitas insan cita pengabdi
4.      Kualitas insan cita bernafaskan islam
5.      Kualitas insan cita yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridoi`hi Allah SWT.
  1. Kualitas insan cita Akademis
Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, mampu berfikir rasional, objektif dan kritis. Memiliki kemampuan teoritis, mampu merformulasikan apa yang diketahui dan apa yang dirahasiakan dan dia menghadapi suasana disekelilingnya dengan penuh kesadaran.
Sanggup berdiri sendiri dengan ilmu yang ia miliki sesuai dengan jurusan   ilmu yang dipilihnya baik secara teoritis maupun teknis dan sanggup berkerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan

  1. Kualitas insan cita Pencipta
Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk imbang lebih baik dan bermanfaat dengan bertolak dari apa yang ada. Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
Bersifat indefenden dan terbuka tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian fotensi kreatifnya dapat dikembangkan dan menumbuhkan bentuk yang indah-indah. Dengan ditopang kemampuan akademis ia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam.
  1. Kualitas insan cita Pengabdi
Ikhlas dan sanggub berkarya demi kepentingan orang banyak atau sesama umat manusia. Sadar membawa tugas insan pengabdi bukan hanya membuat dirinya baik tetapi membuat keadaan disekelilingnya jadi baik.  Insan akademis pencipta pengabdi adalah insan yang pasra cita-citanya yang ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
  1. Kualitas insan cita bernafaskan Islam
Islam telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa memakai merek islam, insan akan jadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan mission Islam dengan demikian islam telah manifestasi dan menjiwai karya-karyanya.
Ajaran islam telah membentuk unity of personality dalam dirinya, namun islam telah membentuk pribadi yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada delima antara dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan ummat islam Indonesia dan sebaliknya.
  1. Kualitas insan cita yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridoi`hi Allah SWT .
Berwatak sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya sadar  bahwa menurut arah jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral. Spontan dalam menghadapi tugas responsif dalam menghadapi permasalahan-permasalahan jauh dari sikap apatis.
Rasa tanggung jawab dan rasa taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran akif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang dirido`hi Allah SWT. Kreatif dan responsif terhadap setiap langka yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat adil makmur. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukanya sebagai Kholifah Fil`ard yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar