NDP HMI
BAB 1
DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Manusia memerlukan kepercayaan percaya merupakan fitrah manusia dan salah satu kebutuhan dasar manusia. Keperluan untuk percaya itu dimulai tentang hal-hal yang merupakan pengalaman keseharian.
• Orang perlu percaya bahwa yang duduk di sebelahnya tidak akan berbuat jahat
• Orang perlu percaya bahwa gedung yang dimasukinya tidak akan runtuh
⇢Tanpa kepercayaan orang akan resah dan tidak menemukan kebahagiaan. Orang perlu percaya bahwa besok masih ada matahari, bahwa ada keteraturan di dalam alam, bahwa akan terus ada makanan, rizki, dan sebagainya orang perlu percaya akan adanya Tuhan! kepercayaan kepada Tuhan itu merupakan kebutuhan pokok manusia.
• Dr. Julian Huxley (Biolog) menyatakan bahwa percaya kepada Tuhan itu mempunyai akar yang kuat pada diri manusia.
• Prof. Dr. Carl Gustav Yung (Psikolog) menyatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan merupakan kecenderungan manusia yang alamiah (naturaliter relogiosa). Apa sebenarnya yang perlu dipercayai oleh manusia? Kebenaran ! kepercayaan kepada Tuhan itu harus benar. (Ada pakar yang menyatakan: Percayalah kepada Tuhan karena kepercayaan seperti itu baik bagi manusia tidak logis dan menyesatkan !).
Karena kepercayaan kepada Tuhan itu diperlukan di dalam masyarakat terdapat berbagai bentuk kepercayaan kepada apa yang dipercayai sebagai tuhan atau dewa diyakini sebagai kekuatan di atas manusia, kekuasaan yang tertinggi, diri yang mengatur alam, dsb.
• Ada dewa-dewa alam (matahari, bulan, gunung, lautan)
• Ada dewa-dewa kemanusiaan (pahlawan, pemimpin)
• Ada dewa-dewa keluarga (sesembahan bangsa Cina)
Syahadat Tauhid menyatakan:
Asyhadu Anlaa Ilaaha illalooh – Aku menyatakan kebenaran yang aku yakini, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah!
Laa Ilaaha – menolak segala kepercayaan yang tidak benar.
Illalloh – menerima kepercayaan yang benar, yaitu kepercayaan kepada Tuhan YME, Allah swt.
Iman kepada Tuhan YME merupakan fitrah manusia.
Secara metaforik digambarkan oleh al-Qur-an, s. al-A’raf : 172. Pada ayat itu digambarkan bahwa ketika Allah mengeluarkan calon bayi dari tulang sulbi ayahnya,
Allah bertanya kepada bakal manusia itu:
Maka calon manusia itu menjawab:
"Benar, Engkau adalah Tuhan kami! Kami menjadi saksi tentang hal itu! "
Iman kepada Tuhan YME sudah ditanamkan Tuhan sendiri kepada jiwa manusia manusia perlu me-recall apa yang tertanam dalam jiwanya itu sehingga muncul ke permukaan.
Recalling itu dilakukan orang dengan beberapa jalan:
• Melakukan tafakur dengan akalnya.
• Mempertajam perasaan untuk menghayati eksistensi Allah.
Tuhan itu ada,dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan.pendekatan kearah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh menusia dengan berbagai jalan baik yang bersifat intuitif,ilmiah,historis,pengalaman dan manusia tidak dapat menjangkau sendiri pada pengertian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya.
Manusia dapat mengenal adanya Tuhan YME, tetapi dengan usaha sendiri tidak akan tahu siapa dan bagaimana Tuhan itu.
Seandainya Tuhan tidak memperkenalkan diriNya kepada manusia manusia akan tersesat dalam menemukan Dia. Manusia perlu informasi dari Tuhan sendiri,
tentang siapa DiriNya, bagaimana sifat-sifatNya, apa yang Dia kehendaki untuk dilakukan oleh manusia. Sesuai dengan kebutuhan manusia itu, Tuhan memberikan informasi langsung kepada manusia.
2 Sebagai yang Mahakuasa Tuhan sangat bisa memberikan informasinya dengan cara-cara yang “dahsyat” (menuliskan keteranganNya di langit, menyatakannya dengan suara guruh dsb). tidak sesuai dengan kondisi manusia sebagai makhluk yang berakal. Allah menyampaikan informasiNya melalui wahyu, yang dikirimkan kepada Rasul-rasulNya.
Pertama-tama Allah menerangkan tentang diriNya:
Allah memperkenalkan diriNya
dengan asma-asmaNya yang berjumlah 99 (Asma-ul Husna).
Masing-masing nama menunjukkan sifat Asma-ul Husna memperlihatkan sifat-sifat Allah yang perlu diketahui manusia.
Allah mencipta alam raya dan segala makhluk yang berada di dalamnya.
Dia bukan saja Pencipta tetapi juga Pembina (Rabbul ‘alamin) mengatur, mengembangkan, memelihara unsur-unsur alam ini berinteraksi secara harmonis.
Allah mencipta manusia Ahsanu taqwim.
Manusia mempunyai akal pikiran yang mampu menganalisis alam, mengambil kesimpulan dan memanfaatkan hasil analisisnya.
(Kelebihan Adam dibandingkan dengan malaikat).
Manusia mempunyai dua fungsi :
• Sebagai ‘Abdullah harus taat kepada Allah
• Sebagai Khalifah fil Ardhi mengelola bumi ini untuk kemanfaatan semua makhluk termasuk manusia sendiri.
Kedua fungsi itu harus dijalani bersama-sama. Orang taat kepada Allah dengan mengatur kehidupan di bumi, dan mengatur kehidupan di bumi dengan bersandar kepada hukum-hukum Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar