Kesimpulan dan Penutup
Hidup yang lurus yaitu hidup yang mengetahui kebenaran yang hakiki yaitu memiliki kepercayaan akan adanya tuhan. Kepercayaan merupakan fitrah manusia. Dari kepercayaan itu akan memunculkan nilai-nilai dan dari nilai-nilai tersebut akan memunculkan kebenaran yang hakiki. Manusia merupakan mahluk yang tertinggi dan wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan cenderung menuju pada kebenaran. Yang mana apabila fitrah sudah muncul dari hati manusia maka akan tersampaikanlah kebaikan-kebaikan dari manusia tersebut. Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia dan merupakan hal yang membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain.
ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan dari manusia merdeka. Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang universal itu
Keyakinan kepada Tuhan yang Mahaesa (Tauhid) yaitu Allah swt mengandung konsekuensi mengabdi kepada Allah dan mematuhi ketetapan Allah dan menggantungkan pertolongan serta harapan hanya kepada Allah, Tuhan yang maha esa. Dari sikap ketauhidan muncul identitas pada diri manusia. Identitas ini ditentukan oleh kepercayaan, prinsip dan karakterada kesadaran fitrahnya dan ditopang oleh akal pikiran dan pengalaman perasaannya.
Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar dalam peradaban dan berbudaya.
Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terus menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada kedudukan Tuhan dengan merugikan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.
Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yanag sungguh – sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu yang menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti usaha – usaha yang terus menerus harus dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai – nilai yang baik, lebih maju dan lebih insani usaha itu ialah “amar ma’ruf , disamping usaha lain untuk mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai – nilai kemanusiaan dan nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta usaha – usaha kearah penungkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
Individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan. Namun apabila sudah didalam masyarakat maka kebebasan dan kemerdekaan tersebut akan terbatas oleh kebebasan dan kemerdekaan masyarakat (individu lain). Untuk itu diperlukan keadilan dalam masyarakat akan terbinanya masyarakat yang sejahtera. Dalam perwujudan keadilan dalam masyarakat maka diperlukan pemimpin yang menegakkan keadilan dan menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya.
Ilmu pengetahuan merupakan karunia yang tak ternilai yang diberikan Allah kepada umat manusia. Terus belajar mengembangkan ilmu apapun yang dimiliki untuk kepentingan diri dan sesama. Karena ilmu tidak hanya untuk dimiliki, tetapi juga untuk dibagi karena ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya.
Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terus menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada kedudukan Tuhan dengan merugikan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.
Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yanag sungguh – sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu yang menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti usaha – usaha yang terus menerus harus dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai – nilai yang baik, lebih maju dan lebih insani usaha itu ialah “amar ma’ruf , disamping usaha lain untuk mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai – nilai kemanusiaan dan nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta usaha – usaha kearah penungkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
Individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan. Namun apabila sudah didalam masyarakat maka kebebasan dan kemerdekaan tersebut akan terbatas oleh kebebasan dan kemerdekaan masyarakat (individu lain). Untuk itu diperlukan keadilan dalam masyarakat akan terbinanya masyarakat yang sejahtera. Dalam perwujudan keadilan dalam masyarakat maka diperlukan pemimpin yang menegakkan keadilan dan menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya.
Ilmu pengetahuan merupakan karunia yang tak ternilai yang diberikan Allah kepada umat manusia. Terus belajar mengembangkan ilmu apapun yang dimiliki untuk kepentingan diri dan sesama. Karena ilmu tidak hanya untuk dimiliki, tetapi juga untuk dibagi karena ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar